Press "Enter" to skip to content

Hegemoni Kaca Mata Kuda dari Pemerintah: Membatasi Rakyat dalam Mencari Solusi Alternatif


Kolom Opini

ilustrasi by pinterst

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sering kali dihadapkan pada berbagai problematika hidup, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga hukum. Namun, yang menarik adalah bagaimana pemerintah sering kali memosisikan dirinya sebagai satu-satunya penyedia solusi, sambil membatasi ruang bagi rakyat untuk menemukan jalan alternatif. Hegemoni ini tak lain adalah “kaca mata kuda” yang sengaja dipasang agar rakyat tetap berjalan di jalur yang telah ditentukan, meski jalan tersebut berujung pada ketimpangan dan keterbatasan.


Pola Pikir yang Dibentuk oleh Negara

Pemerintah, dengan segala instrumen kekuasaannya, membentuk cara berpikir masyarakat lewat kebijakan, regulasi, hingga narasi yang terus diproduksi oleh media mainstream. Dari bangku sekolah hingga media sosial, kita diajarkan untuk melihat dunia hanya dari perspektif yang mereka kehendaki. Beberapa contoh nyata dari pola pikir yang dibentuk ini antara lain:

  • “Pendidikan Formal Adalah Satu-Satunya Jalan Menuju Kesuksesan”Sejak kecil, kita dicekoki narasi bahwa tanpa gelar akademik, hidup akan sengsara. Padahal, ada begitu banyak individu sukses di luar sana yang tidak menempuh jalur pendidikan konvensional. Sayangnya, pemerintah lebih sibuk mengurusi birokrasi pendidikan daripada menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi di luar sistem formal.
  • “Pekerjaan yang Layak Itu Harus dalam Struktur Formal”Lapangan kerja alternatif seperti wirausaha atau pekerjaan berbasis komunitas sering kali dipandang sebelah mata. Pemerintah lebih senang menyoroti “lapangan kerja formal” sebagai indikator keberhasilan ekonomi, padahal ekonomi informal sering kali lebih tangguh dalam menghadapi krisis.
  • “Kesejahteraan Harus Bergantung pada Negara”Berbagai program bantuan sosial dibuat seolah-olah sebagai solusi utama untuk mengatasi kemiskinan. Namun, program ini lebih sering bersifat sementara dan tidak memberdayakan rakyat untuk menemukan solusi mandiri yang lebih berkelanjutan.

Ketergantungan yang Dibangun Secara Sistematis

Mengapa pemerintah lebih suka rakyat bergantung pada mereka? Karena dalam sistem politik, ketergantungan berarti kontrol. Jika rakyat dibiarkan menemukan cara-cara alternatif dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri, maka monopoli solusi oleh pemerintah akan runtuh. Berikut beberapa cara sistematis yang digunakan untuk membangun ketergantungan ini:

Regulasi yang Membunuh Kreativitas
Banyak inovasi yang terbentur regulasi absurd. Contoh klasiknya adalah sektor transportasi online yang awalnya berkembang pesat sebagai solusi atas buruknya transportasi publik, tetapi kemudian dipersulit dengan aturan yang merugikan para pelaku usaha mandiri.

Media sebagai Alat Propaganda
Media arus utama sering kali menjadi corong pemerintah dalam menyebarkan narasi tunggal. Berita-berita yang mempertanyakan kebijakan negara atau menawarkan solusi alternatif sering kali ditenggelamkan atau malah dianggap sebagai ancaman.

Pajak dan Retribusi yang Mencekik
Alih-alih mendukung ekonomi alternatif, pemerintah justru membebani rakyat dengan pajak dan aturan yang mempersulit usaha kecil dan komunitas mandiri berkembang.


Saatnya Membuang Kaca Mata Kuda
Jika kita terus membiarkan diri terjebak dalam hegemoni ini, kita hanya akan menjadi pion dalam permainan negara. Oleh karena itu, rakyat harus mulai mencari dan membangun solusi sendiri. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

  • Mendukung Ekonomi Alternatif: Mulai dari koperasi, barter, hingga ekonomi berbasis komunitas, ada banyak cara untuk keluar dari ketergantungan terhadap sistem ekonomi negara.
  • Mengembangkan Pendidikan Mandiri: Dengan akses internet, siapa pun bisa belajar tanpa harus bergantung pada sistem pendidikan formal.
  • Membangun Kesadaran Kritis: Jangan hanya percaya pada narasi yang disuguhkan pemerintah dan media, tetapi cari perspektif lain dan berani mempertanyakan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.

Pada akhirnya, negara seharusnya menjadi fasilitator, bukan penguasa absolut yang menentukan bagaimana rakyat harus hidup. Jika kita terus berjalan dengan kaca mata kuda yang mereka pasangkan, kita hanya akan berakhir di jalan buntu yang mereka ciptakan. Saatnya melepasnya dan menemukan jalan sendiri!

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *