Citizen | Fotografer : Salsa Owe
Ikuti pengalaman workshop seni kaca Artsubs Surabaya bersama Ivan Bestari, seniman kaca Jogjakarta. Belajar teknik, filosofi, dan membuat karya sendiri.
Workshop Seni Kaca Artsubs Surabaya Bersama Ivan Bestari, Seniman Kaca dari Jogjakarta

Seni kaca adalah perpaduan antara presisi teknik dan kepekaan rasa. Bahan yang pada dasarnya rapuh dan bening ini, di tangan seniman, dapat menjelma menjadi bentuk yang memukau—dari karya dekoratif hingga instalasi kontemporer. Daya tariknya terletak pada kemampuan menangkap dan membiaskan cahaya, menghadirkan dimensi visual yang nyaris tak dapat dicapai oleh medium lain. Dalam prosesnya, seni kaca menuntut kesabaran, ketelitian, dan pemahaman mendalam terhadap karakter material—mulai dari titik leleh, viskositas, hingga kemampuan mengontrol warna dan bentuk pada suhu tinggi. Tak heran, seni kaca kerap dipandang sebagai disiplin yang tak hanya indah dilihat, tetapi juga sarat filosofi: bahwa keindahan kerap lahir dari proses penuh panas dan tekanan.
Pada Jumat, 15 Agustus 2025, Galeri Zona 6 Artsubs Surabaya menjadi ruang pertemuan antara keindahan itu dan para penikmatnya. Di sinilah, seorang seniman kaca asal Jogjakarta, Ivan Bestari, hadir sebagai mentor dalam workshop seni kaca yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Artsubs 2025.
Ivan Bestari: Jejak Karya dari Jogjakarta ke Berbagai Kota dan Negara
Ivan Bestari adalah sosok yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk mengolah kaca menjadi karya seni bernilai tinggi. Berbasis di Alas, Jogjakarta, ia mengembangkan praktik seni yang memadukan teknik tradisional lampworking—pemanasan kaca dengan api langsung—dengan eksplorasi bentuk yang modern dan eksperimental. Portofolionya mencakup pameran di berbagai kota dan mancanegara, kolaborasi dengan perajin dan seniman lintas medium, serta proyek edukasi seni kaca di komunitas seni dan institusi pendidikan.

Karya Ivan kerap menyoroti bentuk organik dan motif alam, namun ia juga dikenal berani bereksperimen dengan struktur abstrak. Dalam setiap karya, ia memanfaatkan transparansi dan warna kaca untuk menciptakan efek optik yang dinamis. Bagi Ivan, kaca adalah media yang hidup—bukan sekadar material mati—karena ia merespons setiap sentuhan panas dan gerakan tangan pembuatnya. Filosofi inilah yang ia bawa ke setiap sesi workshop, termasuk di Artsubs Surabaya.
Suasana Workshop di Galeri Zona 6 Artsubs
Pukul 14.00 WIB, ruang Galeri Zona 6 Artsubs dipenuhi sekitar 20 peserta yang duduk melingkar, menyimak meja kerja yang di atasnya tersusun peralatan khusus—tabung gas, pembakar, alat penjepit, batang kaca berwarna, dan kacamata pelindung. Ivan Bestari, mengenakan kemeja marun, topi, dan kacamata khusus, membuka sesi dengan pengenalan sejarah singkat seni kaca, dari peradaban kuno hingga praktik kontemporer. Ia menjelaskan bagaimana teknologi dan seni berpadu dalam membentuk karya, serta tantangan yang dihadapi seniman kaca di Indonesia.

Setelah sesi pengantar, Ivan beralih ke demonstrasi teknik dasar. Dengan gerakan mantap, ia menyalakan pembakar, memegang batang kaca berwarna, dan mulai memanaskannya di ujung api biru-oranye. Peserta terlihat antusias, beberapa merekam momen tersebut, sementara yang lain fokus memperhatikan setiap detail gerakan tangannya. Suara desis api dan kilau kaca cair yang mulai lentur menciptakan atmosfer kerja yang intim namun intens.
Dalam demonstrasinya, Ivan menunjukkan cara membentuk kaca menjadi batang spiral, tetesan, dan bentuk sederhana lainnya. Ia menekankan pentingnya konsentrasi, pengaturan suhu, dan keselamatan kerja. “Kaca itu punya bahasa sendiri,” ujarnya, “kalau kita sabar mendengar, dia akan memberi tahu kapan harus dibentuk.”
Peserta Turut Mencoba
Bagian paling dinanti adalah ketika peserta diberi kesempatan mencoba sendiri. Mengenakan kacamata pelindung, mereka duduk satu per satu di kursi kerja, dengan Ivan mendampingi di sisi. Ada yang tampak tegang memegang batang kaca di dekat api, ada pula yang langsung tersenyum puas saat berhasil membentuk pola sederhana.

Dalam salah satu momen, seorang peserta wanita berhasil membuat batang kaca berwarna biru dan kuning yang dipilin menjadi bentuk unik. Sorakan kecil terdengar dari peserta lain, dan Ivan sambil berkata, “Nah, itu dia! Lihat, kalau kita sabar, hasilnya bisa cantik sekali.”
Suasana hangat ini terus berlangsung hingga seluruh peserta mendapat giliran. Ivan sesekali memberikan tips teknis, seperti bagaimana memutar batang kaca dengan kecepatan yang tepat atau menentukan jarak ideal dari api agar kaca meleleh merata.
Pembelajaran dan Interaksi
Lebih dari sekadar sesi teknik, workshop ini menjadi ajang diskusi terbuka. Peserta bertanya tentang sumber material kaca di Indonesia, peluang pasar, hingga cara menggabungkan seni kaca dengan media lain. Ivan menjawab dengan lugas, berbagi pengalaman pribadinya menghadapi keterbatasan bahan, serta pentingnya inovasi agar seni kaca tetap relevan.
Galeri Zona 6 sendiri menyediakan ruang yang mendukung proses belajar ini. Pencahayaan dari lampu yang tertata membuat detail warna kaca terlihat jelas, sementara penataan kursi memungkinkan semua peserta menyaksikan proses dengan nyaman.

Makna di Balik Panas Api
Di akhir sesi, Ivan menegaskan bahwa seni kaca bukan sekadar soal keterampilan tangan, tetapi juga soal melatih kesabaran dan konsistensi. Api yang digunakan bisa mencapai suhu lebih dari seribu derajat Celsius, dan kesalahan kecil dapat membuat karya retak atau pecah. Namun, justru di situlah letak pelajarannya—bahwa dari panas dan tekanan, tercipta bentuk yang indah dan bertahan lama.
Bagi para peserta, pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam. Mereka tidak hanya pulang dengan pengetahuan baru, tetapi juga karya buatan tangan sendiri, yang menjadi bukti pertemuan mereka dengan medium yang unik ini.
Artsubs 2025: Merayakan Kreativitas Material
Workshop seni kaca ini adalah bagian dari rangkaian Artsubs 2025, sebuah inisiatif yang mengangkat berbagai bentuk seni berbasis material, dari kayu, logam, tanah liat, hingga kaca. Dengan menghadirkan seniman-seniman dari berbagai daerah, Artsubs Surabaya berupaya menciptakan ruang dialog antara seniman, publik, dan material yang mereka eksplorasi.
Dalam konteks ini, kehadiran Ivan Bestari menjadi penting. Ia tidak hanya membawa keterampilan teknis, tetapi juga semangat berbagi yang memantik rasa ingin tahu dan keberanian bereksperimen di kalangan peserta.
Penutup
Sore itu, Galeri Zona 6 bukan sekadar ruang pamer, tetapi berubah menjadi bengkel kreatif yang dipenuhi bunyi api, kilau kaca, dan percakapan hangat. Di bawah bimbingan Ivan Bestari, seni kaca yang sebelumnya mungkin terasa jauh dan rumit, kini menjadi pengalaman langsung yang bisa disentuh, dilihat, bahkan dibawa pulang.
Workshop ini membuktikan bahwa seni kaca memiliki tempat di hati publik, asalkan ada ruang untuk belajar, mencoba, dan merayakan prosesnya. Dan pada 15 Agustus 2025, Artsubs Surabaya telah menjadi tuan rumah bagi salah satu pertemuan indah antara api, kaca, dan manusia.
Be First to Comment