Repertoar Mahasiswa
Penulis : Nareswari anindya hassya
Teks “Diam di Tengah Bising: Seni Menemukan Keheningan di Kota yang Tak Pernah Tidur” memiliki maksud utama sebagai refleksi dan ajakan moral kepada manusia modern agar menemukan kembali nilai keheningan dan diam sebagai bentuk kesadaran diri, di tengah kehidupan yang serba cepat, bising, dan penuh tekanan sosial.
Kita hidup di zaman yang tidak memberi ruang untuk jeda. Kota berdenyut tanpa henti, layar tak pernah padam, dan pikiran terus dikejar oleh notifikasi yang datang silih berganti. Di era Revolusi Industri 4.0, pembaruan muncul dimana-mana bahkan saat kita menutup mata. Kemudahan informasi yang awalnya merupakan sebuah hal yang positif kini berbalik menjadi negative saat kita tidak lagi mampu mengendalikan banyaknya informasi yang kita terima. Banyak dari kita yang tidak hanya kelelahan secara fisik karena tuntutan ekonomi yang mulai lesu namun juga kelelahan secara mental karna tuntutan pergeseran sosial. Kita bahkan bisa menukar ketenangan, kedamaian, bahkan nilai diri hanya untuk sebuah validasi dari orang lain. Banyak manusia sudah mulai yang sudah terlalu asing dengan kata “diam”, mereka berfikir bahwa diam hanyalah berhenti berbicara. Padahal diam bukan sekadar berhenti berbicara, diam merupakan sebuah seni untuk menghidupkan jiwa. Diam bukanlah pasif, namun pengendalian diri yang aktif. Kita selalu mencoba mengkontrol sesuatu diluar diri kita, tapi tidak kah yang dibutuhkan saat ini adalah pengendalian diri sendiri?
Bukannya memilih untuk rehat, kita malah semakin jauh dari makna diam. Padahal diam adalah cara jiwa bernafas, tempat manusia pulang setelah lelah berpura-pura kuat. Dalam diam, kita mendengar kembali detak jantung sendiri tanda bahwa kita masih hidup, masih ada. Diam merupakan salah satu cara untuk berdialog dengan diri sendiri. Berkaca apa saja yang sudah dilakukan serta dilalui oleh diri, bertanya pada diri apa yang dirasakan sampai dibutuhkan. Berdiam bukan berarti melambat, ia merupakan salah satu cara merefleksikan tindakan dan Keputusan yang sudah kita ambil. Dalam diam juga kita mengambil jeda atas kehidupan yang cepat ini, bukankah melelahkan jika kita terus mengejar anggan tanpa peduli dengan lelah yang dirasakan badan?
Seperti yang kita tau bahwa waktu tidak pernah menunggu, dunia modern mengajarkan kita untuk cepat, produktif, dan selalu terhubung. membuat kita terkadang tergesa-gesa akan suatu hal tanpa mengambil jeda karna takut tertinggal dan tergilas oleh sosial. Sehingga muncul pandangan bahwa orang orang yang berdiam merupakan orang yang takut akan kenyataan. seperti Namun, keheningan menuntut keberanian; keberanian untuk menatap diri tanpa gangguan, untuk jujur pada apa yang terasa kosong di dalam, mengevaluasi apa yang sudah dilakukan, termasuk berani dipandang berbeda dari tatanan sosial. Selama ini kita mencari kedamaian hingga ke negeri orang; kedamaian justru tumbuh saat kita berani melambat, menepi, memahami bahwa tidak semua fenomena harus kita tiru dan ikuti.




Be First to Comment