Kisah nyata perempuan-perempuan tangguh di pesisir selatan Jawa Tengah yang bekerja sebagai tukang kupas keong demi menopang ekonomi keluarga dan desa. Sebuah potret ketekunan di balik profesi yang sering dipandang sebelah mata.

Kisah Perempuan Desa Pesisir Jawa Tengah: Tukang Kupas Keong yang Tangguh
Penulis : Fafa Alifatul
Desa kecil di wilayah pesisir pantai Selatan Jawa Tengah, kehidupan bergulir perlahan namun pasti. Seiring debur ombak dan hembusan angin laut membawa aroma asin khas. Di antara deretan rumah kayu dan ladang kelapa, terdapat sosok perempuan tangguh yang menjalani profesi tak banyak dikenal. Tukang kupas keong, profesi ini mungkin terdengar sederhana, bahkan remeh bagi sebagian orang, namun di baliknya tersembunyi kisah perjuangan, ketekunan, dan keberanian perempuan desa dalam menopang hidup keluarga.
Setiap hari, sebelum matahari sepenuhnya di atas kepala, para perempuan ini sudah bersiap di tepi pantai di gubuk kecil tempat pengolahan hasil laut. Tangan mereka terampil memegang pisau kecil, memisahkan daging keong dari cangkangnya dengan presisi. Tak ada keluhan, hanya irama suara alat kupas yang menyatu dengan suasana ramai obrolan para perempuan. Sebagian dari mereka bekerja sambil menggendong anak, atau sambil bergantian menjaga rumah dengan anggota keluarga lain. Bagi mereka, waktu adalah sesuatu yang terlalu berharga untuk disia-siakan apalagi hidup di desa.
Pekerjaan ini tidak hanya mengandalkan tenaga, tetapi juga kesabaran dan ketahanan fisik. Aroma khas menjadi teman sehari-hari. Mereka dibayar berdasarkan jumlah kilogram keong yang berhasil dikupas. Penghasilan tidak menentu, tergantung pada hasil tangkapan nelayan. Meski demikian, para perempuan ini tidak menyerah. Bagi mereka, setiap rupiah adalah hasil kerja keras yang halal dan bermartabat.
Menjadi tukang kupas keong bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga soal membangun martabat dan peran perempuan dalam ekonomi lokal. Tanpa mereka, industri kecil pengolahan hasil laut tidak bisa berjalan. Mereka adalah bagian penting dari rantai pasok di desa, yang meskipun berada di belakang layar, justru menjadi fondasi utama. Ketekunan mereka mengajarkan bahwa pekerjaan, sekecil dan serendah apa pun dipandang orang, memiliki nilai dan kontribusi yang besar dalam kehidupan masyarakat.
Di tengah arus modernisasi dan urbanisasi, kisah perempuan desa di Pantai Selatan Jawa Tengah ini mengingatkan kita akan kekuatan perempuan dalam bentuk paling sederhana dan paling nyata. Mereka tidak memegang gelar tinggi, tidak tampil di layar kaca, namun keberadaan mereka menyimpan pelajaran berharga tentang kerja keras, ketulusan, dan kekuatan hati yang luar biasa. Dari balik cangkang keong lahirlah harapan, kekuatan, dan secercah cahaya masa depan bagi keluarga dan ekonomi lokal.
Be First to Comment